Saya sengaja re-post artikel ini yang saya dapatkan dari thefimsite.blogspot.com karena saya pikir sangat bermanfaat dan bisa menjelaskan permasalahan di atas.
Sebenarnya
para ‘pakar-pakar’ pembuat laptop di dunia sudah memprediksi akan
kemungkinan baterai ini. Dan laptop pun sudah dirancang sedemikian rupa
oleh mereka. Jadi kalau ada cara ‘melepas baterai’ atau
‘charge-discharging’ bukan solusi. Melepas baterai “Sangat Tidak
Dianjurkan” oleh pembuatnya, alasannya jika tiba-tiba listrik mati atau
tegangan naik turun akan merusak komponen hardware di laptop. Karena
baterai juga berfungsi sebagai stabiliser dan back up laptop ketika
listrik mati atau tegangan naik turun. JADI MAU PILIH LAPTOP RUSAK ATAU BATERAI BERKURANG KEMAMPUANNYA??? (bandingkan harga motherboard laptop dengan harga battery)
Saya pernah mendengar pendapat aneh lagi.. “Jika battery sudah penuh, harus dicabut adaptornya”
Ini lebih parah lagi.. karena setiap battery itu memiliki cycle count..
Ini lebih parah lagi.. karena setiap battery itu memiliki cycle count..
Semakin sering charging (pengisian) lalu discharging (pengosongan) akan mengurangi cycle count itu. Jika cycle count nya sudah melebihi batas yang ditentukan, efeknya baterai drop.
Laptop jaman dekarang udah canggih lah, ada pemutus arusnya kalau baterai penuh, masa hal gini ga dipikir oleh pembuatnya?? THINK SMART DONG!
- Gunakan laptop seperti cara kerja PC, jika tidak ada listrik matikan saja kecuali dalam kondisi mobile
- Suatu Saat Kerja Batrei pasti akan menurun, Mending Rusak Battery Daripada Rusak LAPTOP atau hardware lainnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar